Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. QS. Al-Baqarah (2) : 207
Tujuan sebenarnya dalam hidup ini adalah mencari ridho Allah. Bukan untuk memiliki pasangan hidup yang mapan, anak-anak yang cerdas, harta yang melimpah, kendaraan super mewah dan investasi properti (Ali-Imran : 14).
Lalu dengan cara apakah kita melangkah menuju ridho Allah. Jawabannya dapat kita temukan dalam ayat berikut.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. QS. Adz-Dzariyat (51) : 56
Beribadah adalah kendaraan bagi kita untuk melangkah menuju keridhaan Allah, yakni dengan melakukan perintah-Nya dan berbuat baik kepada semesta alam. Dan dalam beribadah, terdapat syarat yang telah Allah berikan ilmu-Nya dalam ayat berikut.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. QS. Al-Bayyinah (98) : 5
Syarat ibadah dalam ayat tersebut adalah ada perintah dan ikhlas (memurnikan ketaatan). Melakukan ibadah semata-mata karena Allah. Melakukan ibadah dengan mengikuti petunjuk dan agama yang benar, sesuai dengan risalah yang dibawa oleh Rasulullah.
Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. QS. Ali-Imran (3) : 31
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. QS. Al-Fath (48) : 28
Sejatinya, Allah sudah menetapkan tujuan dan kendaraan bagi kita untuk menjalani hidup ini. Dan semua ilmu mengenai kehidupan sepenuhnya ada dalam Al-Qur’an. Pilihan ada pada kita, ingin mengikuti petunjuk-Nya atau tidak.
Selagi kita masih hidup dan masih berstatus sebagai camat (calon mayat), mari kita sama-sama memperbaiki tujuan hidup kita di dunia. Untuk apakah kita hidup dan hal apa saja yang kita lakukan dalam hidup? Semoga kelak bila kita telah menjadi mayat, tiada penyesalan yang dirasa. Semoga.
*Tulisan ini terinspirasi dari penuturan sahabat saya, Febrianti Almeerea. Barakallah, Pew!*