” Tapi aku tahu, seberapa banyak aku membaca seumur hidupku, aku tak akan pernah mampu membaca sepermiliar dari seluruh kalimat yang tertuliskan. Karena di dunia ini terdapat begitu banyak kalimat seperti banyaknya bintang di langit sana. Dan kalimat-kalimat akan selalu bertambah dan akan menjadi semakin banyak sepanjang waktu, laksana sebuah ruang yang tidak pernah berujung. Namun, pada saat itu aku pun tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.”
Jostein Gaarder – Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
Seperti halnya aku. Apa yang dikatakan Gaarder tadi menimpaku juga. Begitu banyak buku yang telah kubaca dengan kata-kata indah yang kutandai. Namun sepertinya hanya sedikit sekali yang aku ingat. Misal saja quote-quote indah dalam novel ‘2’ Donny Dhirgantoro. Aku hanya bisa mengingat 2 atau 3 quote di antara ratusan kata-kata indah dalam novel itu.
Aku kira ini hanya menimpaku saja. Tapi ternyata tidak. Hampir semua pembaca rasa-rasanya akan seperti itu. Mereka tidak bisa mengingat seutuhnya kata-kata yang ada dalam sebuah buku. Mereka hanya bisa bercerita ringkas.
Tapi benar kata Gaarder, meski sedikit sekali yang ia ingat, namun ketika membaca buku ia sadar sepenuhnya bahwa kotak ilmu dalam dirinya bertambah. Tidak masalah ia ingat atau tidak. Yang penting ia pernah menerima ilmu baru itu. Hingga suatu saat nanti, jika memang diperlukan, ilmu itu akan dengan sendirinya ia ingat lagi.
Oya, pernah tidak ketika kamu sedang ngobrol, tetiba ingat sebuah kalimat yang kamu dapat dari buku yang pernah kamu baca? Rasa-rasanya aku maupun kamu sering seperti itu. Nyatanya sesuatu yang pernah kita baca itu itu telah masuk ke dalam kotak ilmu dan alam bawah sadar kita. Ia telah menyatu dengan kita. Maka dari itu orang yang hobi nya baca buku, memiliki pemahaman yang lebih baik atau cara berbicara dan presenting yang lebih baik.
Saya jadi ingat tentang metode BacaKilat yang dilakukan oleh pak Agus Setiawan dari Aquarius Resources. Bisa kamu bayangin tidak, tagline metode BacaKilat adalah baca 1 detik/1 halaman. Did you believe that? Awalnya saya beneran gak percaya. Kok bisa? Gimana caranya?
Ternyata rahasia dari BacaKilat adalah membaca dengan alam bawah sadar. Buatlah alam bawah sadarmu yang membaca, bukan alam sadarmu. Masukan bacaanmu itu ke dalam kotak ilmu dalam alam bawah sadarmu, sehingga jika suatu saat nanti dibutuhkan (misalnya karena ada pencetus dari obrolan/kejadian), ilmu yang kamu simpan dalam memori alam bawah sadarmu akan keluar secara otomatis ke alam sadarmu. Itulah mengapa, orang yang banyak baca biasanya lebih pintar dan mengerti.
Membaca bisa menjadi sesuatu yang menjemukan atau mengasyikan. Tentunya tergantung dari perspektif masing-masing orang. Bagi saya pribadi, membaca adalah sesuatu yang mengasyikan. Saya jadi tahu banyak hal. Saya jadi lebih faham. Saya jadi lebih legowo. Saya jadi lebih bisa menerima.
Saya seriusan tentang hal ini. Baca itu asyik. Asyik karena banyak tahu, asyik karena pemikiran kita bisa jadi open minded, asyik karena melakukan hal yang manfaat, asyik karena bisa mengenal dunia.
Baca yuk! Karena kau dan aku akan banyak tahu.