Lewat ‘Romantic Seminar’ kudapati banyak pemahaman indah akan wanita, cinta dan pernikahan. Kawan, lewat tulisan ini aku ingin berbagi. Tulisan ini dibuat untuk mengikat ilmu yang telah kudapat, sebagai pengingat bagiku dan juga bagi kalian. Berharap semoga Allah meluruskan niatku untuk terus mencintaNya. Berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Setidaknya ada 2 alasan mengapa aku sangat ingin hadir di seminar ini. Pertama, karena aku ingin memperkaya ilmu dan pemahaman tentang cinta sejati dalam pernikahan. Kedua, aku ingin merasakan efek dahsyat dari penyampaian ilmu oleh Dewi Sandra, Rendy Saputra dan Felix Siauw secara langsung.
Dewi Sandra
Subhanallah! Itu kata pertama yang terucap kala melihatnya untuk yang pertama kali, langsung! Hari itu beliau mengenakan abaya warna hitam, jilbab biru tua dengan ciput abu. Cantik dan syar’i sekali. Keanggunan dan kesejukan nampak melekat sekali pada beliau. Hamdallah, hanya Allah Sang Maha Pemberi hidayah dan Sang pembolak-balik hati.
Memoriku seakan me-rewind Dewi Sandra dahulu kala. Tak jauh beda rasanya dengan biduan terkenal lainnya. Suka menyanyi dan menari dengan pakaian yang serba minim, tak sungkan dipegang-pegang oleh lawan jenis. Lalu memoriku menangkap bayangan saat beliau harus bercerai untuk yang kedua kalinya. Aku pun ingat bahwa semua infotainment news membicarakan tentang beliau. Jangan kau tanya isi berita itu apa, aku tak mau ingat lagi atau memang aku sudah lupa. Tapi yang pasti berita itu sangat menyakitkan bagi beliau.
Kawan, kasih sayang yang Allah tunjukan adalah sangat indah. Skenario nya sangat apik, terbaik dan terhebat untuk kita lakoni. Adalah justru saat masalah hebat tak henti menerpa hidup Dewi Sandra, disitulah Allah menunjukkan rahimNya. Kematian kedua orang tua dan dua kali perceraian. Aduhai, siapa yang tak jatuh kala diterpa kesedihan sehebat itu. Namun sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Pemberi Hidayah. Dewi Sandra mengadu dan merajuk kembali pada Allah saat tiada lagi tempat bergantung.
Proses hijrah itu dimulai. Hal pertama yang beliau lakukan adalah harus konsisten sholat 5 waktu seperti yang dianjurkan oleh sang ustadz. Susahnya minta ampuuun! Begitu ucapnya. Belumlah ia selesai dengan tugas pertamanya, sang ustadz menganjurkan Dewi Sandra untuk sholat tahajud. Bak disambar petir beliau gelagapan. Bisa gak ya, sholat 5 waktu aja susah!
Namun nyatanya memang hidup adalah serangkaian proses menuju kebaikan untuk bekal pulang nanti menghadapNya. Proses itu yang menjadi target utama syaitan untuk mengganggu anak Adam hingga akhir zaman. Dewi Sandra merasakan itu. Apalagi saat tahu bahwa seorang muslimah diwajibkan untuk berhijab, beliau belum yakin benar bisa atau tidak. Padahal perintah itu tertulis dalam Al-Quran. Rupanya beliau teringat akan banyaknya rok mini yang ia miliki. Sayang katanya 😀
Syaitan boleh beraksi, namun sifat rahman dan rahim Allah terus dan akan selalu ada. Ini memang Allah yang menunjukan. Saat gundah, Dewi Sandra membolak-balik lembaran Quran secara acak dan surprise! ia berhenti di ayat 59 Surat Al-Ahzab:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bendungan air mata tak tertahankan. Rabbi, indah caraMu untuk menunjukkan hidayah pada setiap hamba yang Kau cinta. Kecil diri dihadapan Allah Yang Engkau Maha Pengasih dan Pengampun.
Wahai dunia, inilah aku yang baru. Sambutlah aku. Dan saksikanlah bahwa aku seorang muslim.
Ada satu momen menarik saat seminar. Agus Rahman, sang suami, untuk pertama kalinya bersedia berkisah tentang romansa pernikahan mereka di forum umum. Terkagum kami melihat kemesraan mereka. Lewat pandangannya, Agus Rahman seakan mentransfer arus cinta senilai ribuan volt kepada istrinya. -maaf lebay :D-. Dan aku selalu percaya kata-kata ini, “kekuatan pandangan lebih hebat dari ucapan dalam menerjemahkan kata hati”. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Ronan Keating. The smile on your face, let’s me know that you need me. There’s a truth in your eyes. Saying you’ll never leave me. The touch of your hand says you’ll catch me wherever i fall… You say it best. When you say nothing at all. Romantis!
Banyak ilmu pernikahan yang kudapat dari kedua pasangan serasi ini. Adalah restu orang tua menjadi sangat penting dalam membina mahligai rumah tangga. Selain itu, pantaskan dirimu untuk mendapatkan pasangan terbaik. Untuk wanita, pilihlah suami yang baik agamanya, bijaksana, mau berusaha dan bisa merangkul keluarga. Untuk pria, pilihlah istri yang baik agamanya, menjaga kehormatannya, bisa merangkul keluarga dan punya potensi untuk menjadi kekasih dan ibu yang hebat.
Dan ingatlah ini. Mencintalah karena Allah. Adem! 🙂
Rendy Saputra
Jreng Jreng… Sesi kang Rendy adalah sesi ngakak! Haha…
Semenjak mengikuti training Muda Mulia batch 4 akhir 2012 lalu, saya sering melihat bapak muda ini bicara di depan panggung. Lucu banget! Badan gempalnya itu lho unyu-unyu, apalagi kalo lagi lari-lari di panggung. Aduhai, perut dan pipinya naik turun!
Rendy Saputra, 28 tahun, mahasiswa yang sengaja keluar dari ITB (padahal yang bener drop out :D) memilih untuk menikah muda. Ia menikah pada usia 21 tahun. Alasannya? Karena ia ingin melakukan percepatan dalam hidupnya. Ia ingin menata hidupnya menjadi lebih baik.
Alkisah kang Rendy muda adalah mahasiswa berprestasi se Kaltim. Dari SD hingga SMA selalu menjadi yang terbaik. Hingga akhirnya takdir membawanya ke Bandung, melanjutkan studi di Teknik Perminyakan ITB. Namun nyatanya jatah prestasi akademik kang Rendy sudah habis. Nilai IPK tak pernah menyentuh angka 3, bahkan pernah 1,3. Tak ayal hal ini membuat kedua orang tua bingung bukan kepalang. Tak hanya sampai disitu, kebingungan orang tuanya bertambah kala kang Rendy minta untuk dinikahkan. Sontak kedua orang tua nya kaget luar biasa.
Masih muda, putus kuliah, culun, udah gitu minta dinikahin?
Mau ngasih makan apa? Gak malu apa putus kuliah? bla bla bla…
Akhirnya (entah karena terpaksa atau tidak), kedua orang tua kang Rendy mengizinkan beliau menikah tapi dengan satu syarat, ada yang mau. Nah!
Singkat cerita akhirnya beliau ta’aruf dengan akhwat yang akhirnya MAU sama beliau. Kenapa? Karena yang gak mau banyak :D. Kang Rendy menyerahkan seluruh urusan hidupnya (terutama dalam hal ini jodoh) kepada Sang Maha Cinta. Proses ta’aruf berjalan singkat dan akhirnya beliau menikah. Saat ditanya adakah cinta saat masa perkenalan, beliau jawab tidak. Cinta hadir kala ijab kabul terucap.
Begitu banyak kebaikan yang beliau dan istri dapatkan setelah menikah. Kang Rendy tak punya lagi waktu untuk main-main. Seluruh aktivitas ia habiskan untuk mencari rezeki bagi istri dan anaknya (anaknya udah 3 lho), memperkaya ilmu dan manfaat bagi sesama. Beliau mendirikan Komunitas Muda Mulia yang menjadi populer di kalangan muda mudi Bandung. Banyak kaum muda menemukan ilmu dan kawan-kawan baru. Dari komunitas positif ini, banyak lahir pengusaha, inspirator, penulis dan lainnya.
Aku sangat beruntung pernah mengikuti training Muda Mulia dan terlibat dalam kepanitiaan Inspirasi Muda Mulia. Manfaat yang terasa adalah perjumpaanku dengan kawan-kawan dan inspirator yang hebat. Masih muda namun prestasinya selangit. Masih muda sama-sama berjuang untuk berkarya dalam rangka mencari ridho Allah.
Sebenarnya sedih kala tahu bahwa kang Rendy akan pindah ke Bogor untuk menjadi CEO Keke Collection. Itu artinya Inspirasi Muda Mulia yang rutin dilakukan tiap bulan belum diagendakan. Tapi kami doakan kang, semoga kang Rendy sukses selalu dan cinta dalam pernikahannya semakin romantis. Sadap!
Felix Siauw
Voila! Akhirnya bisa ikut seminar yang dibawakan langsung oleh ustadz muda ini. Senang! Buat kamu yang rada-rada eksis di socmed, pasti kenal sama ustadz berwajah mandarin ini. Saya pribadi follow ust felix sejak tahun 2012. Kenapa? Karena isi timeline nya saya banget! Beliau banyak mengupas ilmu tentang wanita dan cinta dalam islam. Makanya jangan heran jika followers beliau didominasi kaum hawa. Kalau kata beliau, dunia kini cenderung feminin. Segala sesuatu yang berbau feminin menjadi hal yang menarik untuk dikupas dan dimanfaatkan.
Sosok ustadz keturunan China ini sangat bersahaja. Walau begitu, bicaranya cepat sekali. Hebatnya, saya pribadi begitu menikmati dan mengerti apa yang beliau paparkan. Rupanya mungkin itu senjata beliau agar kami fokus terhadap ilmu yang disampaikan.
Bicara tentang wanita, Islam begitu menghormati kedudukan wanita. Banyak sosok wanita dalam islam yang sejatinya bisa dijadikan idola oleh para muslimah. Selain itu, ada pula sosok wanita yang bisa diambil pelajarannya.
Jika kau seorang anak perempuan, contoh Fatimah yang begitu mencintai dan merawat sang ayah. Jika kau seorang istri, contoh Khadijah yang setia menemani setiap jejak langkah suami dan juga Siti Hajar yang begitu patuh pada suami. Jika kau seorang perawan, contoh Maryam dalam menjaga kehormatan dan kesucian diri. Jika kau memiliki suami yang tabiatnya buruk, contoh Asiyah yang dengan sabar menghadapi keburukan Fir’aun. Jika kau seorang istri yang membangkang pada suami, lihatlah apa yang terjadi pada istri Nabi Nuh.
Selain itu, ustadz Felix berkata bahwa wanita itu ibarat tanah dan pria ibarat benih. Jika tanahmu subur dan benihmu baik, kualitas tanaman yang tumbuh adalah hebat. Jika tanahmu subur namun benihmu buruk, kualitas tanaman yang tumbuh tidak sebaik yang pertama, setidak-tidaknya ia bisa tumbuh. Dan, jika tanahmu gersang namun benihmu baik, apakah tanaman itu bisa tumbuh?
Wanita mewarisi sebagian besar sifat pada anak-anaknya. Maka, pesan penting bagi kaum hawa adalah siapkan diri untuk menjadi wanita yang berakhlak baik, sehat dan berpendidikan tinggi untuk kelak menjadi ibu bagi orang-orang hebat di masa depan.
Setiap manusia adalah fitrah untuk mencintai. Yup, tidak ada yang salah akan itu. Yang salah adalah salah sikap dalam menunjukkan cinta. Pacaran? Yup betul. Pernah mengalaminya? Apa yang dominan kau rasa? Love or Lust? Cinta atau Nafsu?
Apa itu cinta? Bagaimana rasanya? Jawabannya akan kau dapat ketika sudah menikah, kira-kira begitu yang ustadz felix sampaikan. Lalu aku bertanya-tanya. Rasa suka, deg-degan, melayang-layang, bahagia, rindu dalam diam yang selama ini dirasakan kala menyukai lawan jenis namanya apa?
Barulah cinta apabila ia melerai maksiat. Bukan cinta apabila menghalangi taat. Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.
Cinta itu indah. Selama kau menjaganya dalam koridor yang taat. Maka, mari jawab pertanyaan ini kawan.
Bolehkah kita jatuh cinta? Tentu boleh.
Bagaimana cara menyatakannya? Jika kau belum siap, sampaikanlah rasa itu pada Sang Maha Cinta. Semoga semua kehormatan perasaan kita dibalas dengan sesuatu yang lebih baik.
Bagaimana bila rindu itu hadir? Sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi menangis.
Bolehkah berpacaran? Hey pikir lagi, itu love or lust? 🙂
Selepas seminar, tak lupa kurelakan kaki ini berlari-lari kecil menghampiri ustadz Felix untuk sekedar menyapa dan meminta tanda tangan. Hal ini telah menjadi kebiasaan bagiku ketika menghadiri seminar. Tentunya bila pembicara tersebut telah menulis buku. Hamdallah, koleksi tanda tangan penulis bertambah.
Begitu banyak ilmu di seminar ini. Apa yang saya tuliskan disini jauh dari sempurna. Bisa jadi banyak ilmu yang terlewatkan untuk ditulis. Namun besar harap saya, tulisan ini bermanfaat bagi kawan semua dan juga bagi saya. Kiranya Allah memaafkan saya bila terdapat penjelasan yang salah ataupun menyinggung kawan sekalian.
Akhir kata… Selamat berbahagia dan menyambut cinta yang baru!
Eits, cinta dalam koridor taat ya! ❤