Mengawali 2014 dengan hati penuh pilu. Sebuah kenyataan yang harus kutelan pahit. Semua kenangan indah itu musnah sudah. Kuhormati keputusan ini dengan hati lapang. Ini jalan yang terbaik untuk aku dan kau.
Kuhargai kehormatan perasaan yang kau tanam dan kuhormati perasaan yang terlanjur tumbuh di hatiku. Namun rupanya, segala kehormatan itu luluh lantak oleh kesadaran, -yang mana waktu telah menjawabnya- bahwa aku telah dibohongi.
Pengalaman perih yang memberi banyak arti. Bahwa kesedihan, sesakit apapun itu adalah baik.
Kulepaskan semua perih itu di Hongkong dan Macau. Sebuah kesempatan yang tepat sekali. Walau nyatanya aku tak sebenarnya bahagia. Ah rugi benar aku, sudah pergi jauh namun tetap merasa merana.
Aku harus berbuat sesuatu untuk bangkit, moving on kata banyak orang. Kuikuti dua seminar apik perihal cinta: Romantic Seminar dan Jodoh Impian. Sungguh tak sia-sia uang dan tenaga yang aku keluarkan untuk mengikuti seminar itu. Pemahamanku bertambah. Kesedihan ini adalah baik.
2014 telah menggiatkanku untuk menulis. Aku tulis semua kisahku blog. Aku menulis tentang apa saja: seminar, jalan-jalan, perenungan atau sekadar guyon. Aku bahagia saat menulis. Benar kata orang, menulis itu heal all wound. Aku sembuh dari luka hati.
Kemudian datanglah kesempatan itu, kelana ke Kepulauan Derawan. Sebuah pulau yang sering disebut sebagai surga dunia.
Nyatanya Derawan tak hanya surga dunia, namun juga surga hatiku. Aku merasa damai berada disana. Bagaimana tidak? Hamparan laut berwarna tosca memenuhi pandanganku, langit biru cerah serta pasir putih yang menawan. Belum lagi adanya kesempatan untuk berenang bersama penyu dan ubur-ubur, sebuah pengalaman yang takkan terlupakan. Dan di Derawan itulah aku bertemu… Sebuah pertemuan yang membuatku sadar bahwa aku telah dewasa. Sudah saatnya aku melangkah ke jenjang hidup selanjutnya. Hidup yang tak lagi sendiri.
Berkah dalam perjalanan itu banyak. Saat pergi ke pedalaman Baduy, aku belajar banyak atas makna keikhlasan dari suku Baduy. Sebuah perjalanan yang membuatku terinspirasi dan ingin menulis tentang mereka.
Sebuah perjalanan berarti juga bertemu keluarga baru. Surabaya adalah saksi dimana hatiku selalu tersenyum. Berjumpa dengan orang-orang baik dan menerimaku.
Sebuah perjalanan juga membuatku giat menulis. Tahun 2014 adalah tahun dimana aku perdana mengikuti lomba menulis. Pertama adalah kompetisi lomba blog Why Macau yang diadakan oleh VIVA LOG dan yang kedua adalah kompetisi Holiday is Lombok Sumbawa yang diadakan oleh World Travel Writer Gathering. Alhamdulillah aku mendapat kesempatan menjadi finalis di kompetisi Why Macau dan blogger trip ke Macau. Tulisanku juga terpilih sebagai satu dari tiga tulisan terbaik Holiday is Lombok Sumbawa dan berhak mengikuti workshop travel writing bersama Yudasmoro, Barry Kusuma dan Tekno Bolang. Ini adalah kado yang indah di bulan November, bulan kelahiranku.
Di tahun 2014 ini, aku semakin yakin bahwa karunia Allah itu sungguh besar. Kewajiban papan-ku bisa terbayar. Kewajiban yang sebelumnya membuat pikiranku pusing 7 keliling. Namun nyatanya aku bisa. Sungguh, tiada daya dan upaya kecuali karena-Nya.
Tahun ini adalah titik balik yang hebat dalam sikapku. Aku yang terbiasa bermuka masam dan marah pada lelaki, kini tak lagi. Kepada lelaki yang pernah dimarahi olehku, aku mohon maaf. Sekarang kita sudah berdamai dan aku senang akan itu. Ini adalah pencapaian yang besar bagiku.
Tahun 2014 membuatku tersadar. Aku suka menulis. Allah mempertemukan aku dengan penulis-penulis hebat. Tahun ini aku bermain dengan mba Imazahra Fatimah, berkelana bersama Katerina Travelerien, menikmati angklung bersama mba Irawati Prilia dan akhirnya berjumpa dengan Daniel Mahendra. Aku juga berjumpa dengan blogger hebat: Sitti Rasuna, Sofia Zhanzabila, Harris Maul, Amrazing, Catperku dan Puput Utami.
Sebuah pengalaman dan perjumpaan yang membuatku ingin terus menulis.
Mengawali tahun 2014 dengan kepedihan namun mengakhirinya dengan senyuman. Sungguh, Dia Maha Pemberi Kejutan. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?