Seakan ingin melepas penat selepas bekerja, seorang kawan memberi usulan untuk menikmati keindahan alam Bandung Utara. Ada banyak sekali pilihan tempat disana, namun hati kami jatuh pada Bamboo Village atau Dusun Bambu.

Terletak di Jl. Kolonel Masturi Lembang, akses menuju Dusun Bambu dapat ditempuh melalui 3 jalur, yakni:

  1. Pasteur
  2. Cimahi
  3. Lembang
Mudah. Sangat mudah menemukan lokasi Dusun Bambu ini. Maka tak heran bila banyak sekali wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke tempat ini.

Dusun Bambu Family Leisure Park

Dengan membayar Rp. 10.000/orang, kami dapat mamasuki kawasan Dusun Bambu. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, nampak pepohonan hijau dan danau seakan beriringan menyambut kami. Ada hamparan sawah hijau yang membentang, pepohonan tinggi, pakis haji, hingga beraneka ragam jenis bambu.

Hijau. Hijau. Hijau.

Entah bagaimana, hanya dengan melihat pemandangan yang serba hijau, dapat dengan sukses membuat pikiranku menjadi lebih tenang dan segar. Barangkali karena kadar oksigen yang menyeruak dari sela dedaunan atau juga dari pemandangan yang serba asri. Pohon, sawah dan danau begitu dirawat dengan baik. Ah, betapa ini indah sekali!

Melihat segala keindahan yang ditawarkan Dusun Bambu, tak lengkap rasanya bila tak mengambil foto. Masing-masing dari kami menangkap gambar dengan kamera handphone masing-masing. Namun untuk mengambil gambar dari kami semua, diperlukan bantuan seseorang atau alat yang disebut dengan monopod.

Monopod atau yang lebih dikenal dengan nama tongsis (tongkat narsis) telah menjadi primadona bagi kami. Karena di setiap sudut sama indahnya, kami ber-tongsis ria di mana saja!

Deretan Kampung Layung dan sawah, serta kami yang tak tahan untuk ber-tongsis ria! 😀

Seperti halnya saat melihat hamparan sawah hijau yang membentang, kami sungguh tak sabar ingin turun ke pematang sawah dan melakukan selfie dengan tongsis.

Kedatangan kami di sore hari mampu membuat hasil gambar tampak sempurna. Sore hari adalah golden time untuk mengambil gambar karena pencahayaannya yang bagus.

Tongis lagi…

Saat memasuki kawasan lebih dalam, tampak sawah telah menghilang dari pandangan. Kini yang menjadi pemandangan umum adalah bambu-bambu dari segala varietas yang tampak menjulang tinggi. Selain itu, ada pula mobil keliling yang dihiasi bebungaan yang berfungsi untuk mengantarkan wisatawan dari resto untuk kembali ke parkir spot atau sebaliknya. Ya, ada dua cara untuk memasuki kawasan resto Dusun Bambu, yakni dengan berjalan kaki dan naik mobil hias. Saat pulang nanti, kami berencana ingin menaiki mobil itu, selain karena ingin mencoba, juga karena ingin menjaga tubuh agar tak begitu lelah berjalan. *bilangajamalasjalan*

Bambu dan mobil hias
Ikon Dusun Bambu adalah rangkaian bambu yang disusun tinggi menjulang dengan bagian atas yang sengaja dibuat mekar dengan tancapan bambu-bambu kecil. Jika berkunjung ke Dusun Bambu, jangan lewatkan kesempatan untuk selfie di tempat ini.
Bamboo
Dusun Bambu juga memiliki sungai bebatuan dengan arus yang tenang. Kita dapat duduk bersantai di atas batu dan menikmati aliran air yang menyentuh syaraf kaki. Entah bagaimana aku merasa tempat ini menjadi begitu sangat romantis. Pasti menyenangkan jika saja datang ke tempat ini dengan orang yang dicinta.
Memasuki kawasan Cafe Burangrang, kami disajikan dekorasi interior menawan yang serba bambu. Nampak hiasan lampu dari bambu menggantung di langit-langit cafe. Selain itu, cafe ini dikelilingi kaca sehingga kami dapat menyantap makanan dengan melihat pemandangan alam yang indah.
Hiasan langit-langit dari bambu
Keluar dari Cafe Burangrang, kita akan disajikan pemandangan sore yang indah dari danau Purbasari dan Saung Purbasari Restaurant, sebuah tempat privat untuk menikmati santapan dengan lesehan. Nampak ada sebuah perahu yang melintasi danau. Hal ini tentu saja semakin membuat pemandangan nampak lebih asri.
Sore hari yang indah di dataran tinggi Bandung

Lagi dan lagi. Kami sungguh tak bisa menahan diri untuk selfie di tempat ini. Jangan lewatkan ber-tongsis ria dengan latar belakang danau Purbasari ya!

Lagi dan Lagi: Tongsis!

Dusun Bambu tak hanya menawarkan keindahan alam Parahyangan dan Resto dengan pemandangan terbaik. Ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan di tempat ini yakni team building, biking, camping dan disediakan pula children play centre.

Balad Lodaya Children Corps
Ikon Dusun Bambu yang lain adalah adanya sangkar burung raksasa yang didalamnya terdapat meja serta bantalan untuk bersantai. Inilah Lutung Kasarung, sebuah tempat yang didesain khusus bagi pemuda-pemudi yang memiliki jiwa petualang untuk menikmati sensasi makan di atas pohon. Bayangkan saja, menikmati makan di atas pohon dengan orang yang dicinta ditambah dengan semilir angin yang semakin menambah keakraban. Romantis!
Lutung Kasarung
Lagi, jangan sampai lewatkan berfoto di Lutung Kasarung ya! Kita bisa mengambil gambar dengan selfie atau tongsis: tongkat naris / tolong dong siiiisss…
Semua gambar diambil dengan tongsis: tolong dong siiis…

Rasakanlah sensasi keakraban dengan alam di tempat ini. Sembuhkanlah rasa lelah dengan menikmati semilir angin sejuk, pepohonan tinggi, hamparan sawah hijau, sungai dan danau dengan arus tenang, bebungaan yang cantik serta sajian makanan yang nikmat.

Ya, berkunjung sejenak di Dusun Bambu adalah sebuah keharusan bila ingin mengecap keindahan dataran tinggi Parahyangan.

Yuk ke Bandung! 🙂

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *