Ada banyak alasan mengapa wisatawan pergi ke Bandung. Salah satunya adalah untuk mencicipi sajian kuliner khas kota ini. Ada batagor, seblak, basreng, cilok, cimol, kue cubit dan sebagainya. Mendapati jajanan tersebut tak perlu ke pusat kota, karena hampir di semua tempat di Bandung pasti ada.
Seblak telah menjadi primadona urang Bandung. Hampir semua orang suka dan dimana-mana ada penjual seblak. Sebenarnya seblak adalah cemilan urang Bandung sejak lama namun keberadaan penjual seblak yang marak baru dirasa 3-4 tahun terakhir.
Saat jaman sekolah dulu, seringkali saya dan teman-teman memasak untuk mempererat kebersamaan. Masakan yang kami buat adalah nasi liwet, rujak dan juga seblak. Bahan seblak yang seringnya kami pilih adalah kerupuk putih. Karena seblak itu identik dengan pedas, cabe rawit yang digunakan haruslah banyak agar rasanya lebih nendang.
Mulanya, seblak adalah kerupuk yang direbus lantas ditumis dengan bawang, kencur dan cabe rawit. Namun kini seblak tak melulu kerupuk. Banyak orang yang memodifikasi seblak dengan telur, makaroni, kwetiaw, batagor, ceker, siomay, ati ampela, kepala ayam, tulang lunak, hingga sosis dan baso.
Kini, seblak tak melulu kerupuk 🙂
Ada dua jenis seblak yaitu basah dan kering. Cara membuat seblak basah ada dua. Pertama dengan cara merebus kerupuk atau bahan seblak lainnya kemudian ditumis dengan bawang, kencur dan cabe rawit (atau tambahkan telur jika suka). Cara kedua adalah dengan menumis bumbu seblak kemudian masukan kerupuk kering lalu tambahkan air secukupnya.
Tahap pembuatan seblak basah, dimulai dengan oseng telur lalu campurkan bumbu dan bahan seblak

Jika memasak seblak sendiri, saya jarang menggunakan telur. Saya lebih suka memasak seblak dengan komposisi konvensional yakni kerupuk, bawang, kencur dan cabe rawit. Jika seblak sudah matang, acapkali saya tuangkan seblak di atas ulekan tempat tadi mengulek bumbu seblak. Entahlah, saya sangat suka sensasi makan seblak di ulekan. 😀

Seblak basah yang merupakan campuran dari telur, kerupuk dan batagor. (bukan buatan sendiri)

Sedangkan seblak kering dapat dengan mudah ditemukan di toko, swalayan atau food car yang marak di jalanan kota Bandung. Seiring berjalannya waktu, seblak juga dijual di toko online. Betapa mudahnya menemukan seblak ya. 🙂

Gak Sehat Tapi Enak

Ucapan itu seringkali saya dengar dari kicauan Erikar Lebang, penggiat Food Combining. Sesekali waktu ia mengunduh foto makanan yang penuh dengan lemak dan minyak di akun twitternya. Jadi meski ia pelaku pola hidup sehat, terkadang ia mencicipi makanan yang ‘gak sehat tapi enak’.
Menurut pandangan saya, seblak masuk dalam kategori ‘gak sehat tapi enak’. Bahan seblak yang minim vitamin dan mineral, ditambah dengan komposisi cabe rawit yang banyak serta kandungan vetsin di dalamnya dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi berlebih. Tapi hey, sesekali boleh saja! Karena seblak ini enak sekali rasanya, apalagi bagi penggemar pedas.:)
Jadi, tips bagi kalian yang ingin membuat seblak enak dan bersih: buatlah sendiri. Namun jika ingin mengeksplor seblak di luar rumah, pilihlah yang bersih. Jika ingin seblak kering, pilihlah seblak yang memiliki tanggal kadaluarsa yang masih jauh. Dan jika ingin menyegarkan tubuh kembali, perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.
Jika ke Bandung, jangan lewatkan seblak ya.
Dijamin ngeunah! 🙂
~ Zahra Rabbiradlia ~

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *