Lagi, KIMI telah sukses membuatku jatuh cinta. Bagaimana tidak? Setiap minggunya kami diberikan materi keren yang mampu membuat hidup menjadi lebih baik, lebih sadar, sekaligus lebih produktif sebagai seorang ibu. Menjadi lebih menyenangkan lagi saat kulwap ini diisi oleh pemateri dari ragam kalangan yang mumpuni di bidangnya. Kece!

Minggu ini, kami kedatangan tamu seorang ibu yang banting setir dari karyawan menjadi seorang freelancer. Ia adalah Shasya Pashatama, pemilik akun instagram dan twitter @pashatama dan blog pashatama.com. Aktivitasnya sebagai seorang freelancer sangatlah beragam. Selain mengelola akun pribadi, ia pun menulis ulasan tentang makanan enak di @surgamakan dan surgamakan.com, mengelola katering di @cateringmasakanrumah, mengerjakan beberapa kampanye digital dan akun media sosial, serta jalan-jalan atas undangan lalu mengulasnya di blog.

Sebelum menjadi freelancer, ia bekerja sebagai PR di salah satu perusahaan keuangan selama hampir 16 tahun. Atas dasar keinginan sendiri dan kepentingan keluarga, ia melepas jabatan tersebut dan memilih menjadi freelancer. Meski ia tak menampik bahwa munculnya keberanian untuk melepas jabatan ini melalui proses yang sangat lama.

Freelance ini sesungguhnya sudah menjadi incaran saya sejak dulu. Karena sama seperti mba Shasya, saya pun ingin menjadi ibu yang produktif. Syukurlah saya sudah punya blog yang cukup produktif dan telah bekerja sama dengan beberapa brand. Maka saat mba Shasya mengisi kulwap di KIMI, saya merasa seperti menemukan suhu, terlebih mba Shasya juga sering diundang sebagai travel blogger, sama seperti saya dulu.

Menurut mba Shasya, enaknya menjadi freelancer adalah bisa melakukan pekerjaan sesuai hobi dan bisa sepenuhnya menemani anak sekolah, les dan bermain. Peluang kerjasama pun terbuka lebar saat hasil karya dinilai baik dan unik. Meski begitu, ia mengakui bahwa cashflow jadi berantakan jika ada pembayaran yang mampet. Tentu saja penghasilan menjadi freelancer tidak serutin saat bekerja dulu, tapi bukan berarti lebih sedikit. Buktinya banyak freelancer yang penghasilannya lebih besar dibanding saat ia bekerja kantoran.

Lalu, apa yang harus dilakukan seorang karyawan yang ingin menjadi seorang freelancer? Berikut ini adalah tipsnya.

Ingat. Putuskan akan menjadi freelance di bidang apa, tekuni dan baru memutuskan resign jika pekerjaan itu sudah menghasilkan. Pilihlah bidang yang disuka dan sesuai dengan hobi karena kita akan melakukan pekerjaan dengan bahagia. Nah, jika memilih menjadi freelancer namun pasangan kita masih bekerja, ini relatif lebih aman karena kebutuhan pokok ditunjang oleh pasangan. Namun jika kita sendiri adalah pencari nafkah, alangkah lebih baik jika menabung dulu untuk kebutuhan selama 6 bulan, baru setelah itu memutuskan resign.

Networking yang baik adalah modal utama seorang freelancer. Seperti yang mba Shasya sampaikan, ia selalu mendapat kenalan baru dalam setiap job yang ia terima. Sehingga dengan otomatis nama mba Shasya dikenal dan mampu menarik job dari brand lain. Ibarat gula dan semut, pihak agency maunya melekat selalu dengan mba Shasya karena hasil pekerjaannya bagus dan mampu menaikkan kepopuleran mereka.

Komunikasi. Meski berada di rumah, komunikasikan dengan anak dan pasangan bahwa pada jam-jam tertentu kita harus bekerja. Dengan pola komunikasi itu, anak dan suami mba Shasya mengerti bahwa sang ibu untuk sementara tidak bisa diganggu. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menciptakan support system yang baik di lingkungan keluarga.

Tingkatkan skill setiap hari untuk mengundang peluang. Jika kamu seorang blogger seperti mba Shasya, perbaharui blog secara berkala, rajin blogwalking, hidupkan sosial media dan bergabunglah di komunitas blogger. Karena peluang training dan job sangat besar bila kita berada di lingkaran yang sama. Nama Shasya sendiri mulai banyak dikenal karena dirinya aktif dan dikenal banyak orang. Maka undangan untuk menjadi influencer dan buzzer pun berdatangan. Tak hanya itu, ajakan traveling dalam rangka promosi wisata pun ada. Traveling pertamanya adalah ke Palembang atas undangan dari Kementrian Pariwisata dalam program Pesona Indonesia. Keren ya!

Temukan style-mu sendiri. Berbekal skill dan potensi yang kamu punya, kamu bisa berkarya sesuai dengan karaktermu sendiri, sebab dengan begitu orang akan rindu dengan karyamu. Seperti halnya mba Shasya, ia sudah menemukan style sendiri dalam menulis dan angle khusus dalam memotret.

Peluang menjadi freelance sangat banyak. Selain seorang blogger, mba Shasya juga mengisi beberapa campaign digital. Seperti menjadi influencer untuk iklan online, misalnya dari brand Neurobion, Telkomsel, Grab, Citilink dan lainnya. Atau bisa juga menjadi koordinator yang mencari buzzer untuk iklan online baik di twitter atau blog. Sebagai contoh, mba Shasya baru saja pergi ke Pangkalan Kerinci di Riau untuk menengok kebun kelapa sawit terbesar di sana. Setelah itu ia mesti nge-blog perihal pengalaman di sana. Atau misalnya ajakan dari Citilink untuk pergi ke destinasi wisata yang mana selama traveling itu, ia diminta untuk nge-tweet. Selain itu, menjelang akhir tahun ia biasa diminta oleh Kementrian Pariwisata untuk mencarikan destinasi wisata dan mendampingi blogger asing dalam program Trip of Wonders. Jika masih bingung, coba beberapa platform untuk mencari peluang freelance, seperti freelancer.com, sribulancer, projects.co.id dan lainnya.

Ajak seorang teman untuk mendukung pekerjaanmu. Jika memerlukan bala bantuan, kita bisa bekerja sama dengan rekan lain yang memiliki skill di luar kemampuan kita. Mba Shasya sendiri menggandeng seorang teman yang memilik design yang cocok dengan seleranya.

Jika jenuh, istirahatlah. Saat pekerjaan banyak dan mood sedang tidak baik, istirahat sejenak dan nikmati hidupmu. Entah itu tidur siang yang lama, hangout, baca buku, nonton ataupun ngopi. Freelancer mah bebas 🙂

Bagi seorang Shasya Pashatama, menjadi seorang freelancer adalah panggilan hatinya karena ia bisa dekat dengan keluarga dan melakukan hal dicintainya. Hal-hal seperti rasa bosan atau ketidakcocokan dengan agency pasti ada, namun hal itu jarang terjadi karena ia cinta apa yang dilakukannya.

Nah, kalian tim karyawan, freelance atau SAHM?

Share ya di kolom komentar! 🙂

***
Source                             : Kulwap KIMI @ibumudaindonesia

You might also enjoy:

39 Comments

  1. hi mbak, aku baca postingan ini berasa setuju banget dengan semua pernyataan tentang freelancer karena posisiku juga sekarang as freelancer, ga terikat kerjaan dengan 1 company aja dan bisa ambil tawaran job dari company lain.
    cuma ya itu, mungkin kurangnya... ya aku bisa kudet dengan info2 orng kantoran. aku juga ga punya banyak temen kantor kaya pas kantoran dulu, bahkan ktmu temennya ya kadang yg itu2nya. makanya bener2 kudu harus bangun networking juga ya biar gak bosen kerja di rumah terus hihi

    terima kasih buat sharingnya 🙂

  2. Sbnrnya pengeeen banget bisa jd freelancer gini. Tp aku memang sadar kemampuanku di mana. Walopun kerja kantoran bukan passionku, tp aku ngerasa, lbh sukses di sana. Apalagi dgn gaji dan segala benefit yg didapat. Kecil kemungkinan aku bisa ngedapetin nominal yg sama kalo beralih ke freelancer. Itu sbnrnya alasan utama kenapa aku msh blm mau resign dan kerja sambilan dr rumah :). Tapi kalo melihat temen2 yg memang sukses dr kerjaan freelancer ini, ya pastilah ada keinginan yg sama utk bisa seperti itu :D. Niat dan tekadku aja yg blm cukup :p

  3. Hee sama sprtiku dlu. Brgkali ini saat yg tepat utk mempersiapkan diri spy nnt saat resign, kita udh ada yg mai dilakukan. Aku baru jd freelancer pas udah nikah hee.

  4. Setuju banget sama quotenya mba Shasya Pashatama " Karyawan bukan berati sama sekali tidak punya waktu untuk keluarga. Semua bisa diatur.
    Saat ini aku masih menimkati kerja kantoran, mungkin nanti setelah menikah 🙂

  5. Dulu sblm nikah udah kerja, dan berenti setelah hamil sampai skrg. Emang enak sih jadi freelancer, bener banget Kita jadi punya waktu yang fleksibel.

    Btw mba shasya mah freelancer nya udah melanglang buana ya. Keren

  6. Mbak Shasya emang kereeen! Freelancer bukan berarti santay di pantay, justru kerjanya bisa 24 jam sehari >,<
    btw, gimana ya cara ikut kulwapnya?

  7. Kalau aku gak bakalan kuat full freelance mbak. Pengennya seh tetep jadi karyawan tapi juga bisa sambil freelance 😀

  8. menurutku menjadi freelance itu lebih banyak tantangannya dan membuat kita lebih peduli dengan kualitas diri. secara kan pemasukan bergantung dari diri sendiri

  9. wah mbak shasya...aku pernah satu trip ke Bali sama mbak shasya, orang nya seru dan low profile salut deh pokoknya dengan doi 🙂

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *