Hari itu, aku duduk di meja kerja dengan perasaan campur aduk. Di depanku, ada empat bahan sederhana: lilin lebah, minyak kelapa, vitamin E, dan satu bahan yang membuatku merasa sedang memegang sesuatu yang punya peran penting dalam skincare, yakni mentega tengkawang.

Aku baru mengenalnya lewat Arcia, sebuah jenama kecantikan yang lahir dari Kalimantan, yang tidak hanya menjual produk, tapi membawa pesan bahwa kecantikan itu haruslah selaras dan melestarikan alam. Bahwa kita bisa merawat kulit sekaligus menjaga bumi, mulai dari bahan yang kita pilih.

Arcia bukan sekadar brand skincare. Ia adalah suara dari tengah hutan, dari tanah Kalimantan. Lewat produk-produknya, Arcia memperkenalkan cara baru melihat kecantikan yang bukan lagi sebagai komoditas konsumtif, tapi sebagai jembatan antara manusia dan alam, antara tubuh kita dan bumi tempat kita berpijak.


Tengkawang, yang Jatuh Tapi Tidak Terlupakan

Pohon tengkawang tidak ditanam massal seperti sawit. Ia tumbuh liar di hutan Kalimantan, dan berbuah hanya sekali dalam beberapa tahun. Buahnya jatuh begitu saja ke lantai hutan, dipungut oleh masyarakat sekitar, lalu diolah menjadi mentega. Tidak ada penebangan pohon. Tidak ada pembukaan lahan. Tidak ada perusakan ekosistem.

Inilah yang membuat mentega tengkawang atau illipe butter begitu istimewa. Ia tidak hanya ramah kulit, tapi juga ramah hutan.

Mbak Yenni, pendiri Arcia, menjelaskan semua ini dalam sebuah workshop kecil yang aku ikuti bersama Eco Blogger Squad. Suaranya tenang, tapi setiap kata terasa dalam. Ia tidak sedang mempromosikan barang. Ia sedang membagikan visi tentang dunia yang lebih adil bagi perempuan, bagi komunitas lokal, dan bagi lingkungan.

“Kalau hutan kita dijaga, ekonomi masyarakat juga ikut terangkat,” katanya. “Dan kalau produk kecantikan bisa jadi jalan menuju sana, kenapa tidak?”


Handmade Lip Balm yang Natural dan Mudah Dibuat

Proses membuat lip balm itu sendiri cukup sederhana. Campurkan bahan-bahan, panaskan perlahan, aduk sampai larut, lalu tuang ke wadah.

Setiap tetes mentega tengkawang dalam lip balm itu membawa cerita, yakni tentang perempuan Dayak yang menjaga pohon warisan, tentang anak-anak yang tumbuh di desa yang dulu nyaris hilang karena tambang, tentang upaya kecil tapi bermakna untuk membuat ekonomi dan ekologi bisa berjalan berdampingan.

Ketika akhirnya aku mencoba lip balm buatanku itu, rasanya lebih dari sekadar melembutkan bibir. Rasanya… amat bermakna. Mungkin ini yang selama ini hilang dari banyak produk kecantikan, yakni turut mendorong konsumen untuk berkontribusi.


Arcia, Beauty that Rebuild

Arcia menyebut dirinya sebagai “beauty that rebuild” dan aku rasa itu bukan jargon kosong. Di tengah dunia beauty yang sering dibentuk oleh ketakutan, Arcia justru datang dengan keberanian: untuk memilih bahan lokal yang belum populer, untuk bekerja bersama komunitas adat, dan untuk membangun ekosistem bisnis yang lebih manusiawi.

Ini bukan pilihan mudah. Branding kosmetik biasanya mengejar kilau, bukan keaslian. Namun Arcia memilih jalan yang lebih sunyi `1dan justru karena itu, lebih berarti.

Sebagai konsumen, kita terlalu lama dijauhkan dari asal-usul produk yang kita pakai. Kita tahu merek, tapi tidak tahu siapa yang membuatnya. Kita lihat hasil akhirnya, tapi tidak tahu proses panjang di baliknya. Arcia mengajak kita kembali ke akar, dalam arti yang sesungguhnya.

Dan mentega tengkawang adalah akar itu.


Bukan Tren Sementara

Tengkawang mungkin belum viral. Belum masuk tren skincare TikTok. Tapi justru itu tantangan dan kesempatannya.

Sebagai konsumen Indonesia, kita punya peran besar untuk memviralkan mentega tengkawang, serta mendukung produk yang tak hanya baik untuk kulit, tapi juga bagi lingkungan dan masyarakat tempat bahan itu berasal. Kita bisa memulainya dengan satu pilihan sederhana: memilih lip balm, body butter, atau face oil yang terbuat dari mentega tengkawang.


Kecantikan yang Lebih Luas Maknanya

Rupanya, sebuah lip balm berbahan dasar mentega dari pohon yang tumbuh di tengah hutan dan jatuh tanpa paksaan itu, dapat mendukung perubahan besar bagi bumi. Mulai sekarang, mari lebih bijak dalam memilih skincare. Mari kita mulai dari yang natural untuk kulit dan bumi yang lebih baik.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *