Zero Waste. Istilah tersebut pertama kali kudengar saat membaca artikel yang menceritakan kisah seorang wanita bernama Lauren yang hanya menghasilkan satu toples sampah dalam 4 tahun. Zero-waste lifestyle yang menjadi pola hidupnya itu banyak menginspirasi orang banyak. Bagaimana tidak? Ia tetap berpenampilan cantik dan modis dengan pakaian bekas, peralatan jadul dan bahkan skin care alami buatan sendiri.
Sebenarnya ketertarikanku pada ZW sudah ada sejak lama. Aku terbiasa membawa kantong sendiri saat berbelanja dan seringkali menolak kresek saat membeli makan di warung. Ya, bisa dibilang hanya sebatas itu saja yang aku tau. Maka pada saat Komunitas Ibu Muda Indonesia (KIMI) mengadakan kulwap Zero Waste, rasa ingin tahuku perihal ini semakin bertambah-tambah.
Pemateri kulwapnya adalah Mba Jeanny (@zerowastenusantara). Perempuan berusia 35 tahun ini mulai tertarik dengan konservasi lingkungan sejak duduk di bangku SMP. Ia secara independen mengkampanyekan efek buruk penggunaan barang sekali pakai dan upcycle barang bekas. Bahkan tugas akhirnya saat kuliah dulu (menyusun business plan budidaya kepiting di Aceh), telah membawanya terbang ke UC Berkeley Amerika Serikat dalam rangka mewakili Indonesia di kompetisi social venture. Sejak 2014, ia mulai mempraktekan sedikit demi sedikit zero waste dalam keseharian rumah tangganya dan dua tahun kemudian ia bersama beberapa rekan membangun komunitas Zero Waste Nusantara dengan channel medsos di Facebook dan Instagram.
It sounds great, doesn’t it? 🙂
Zero Waste adalah gerakan menghindari timbulnya sampah sejak dari hulu, dalam artian menolak masuknya sampah ke hidup kita sejak dari awal. Perlu diperhatikan bahwa ZW ini bukan berarti mengkonsumsi produk yang menghasilkan sampah terus menerus dan mengopernya ke bank sampah. Zero Waste adalah penerapan program 5R yaitu Refuce, Reduce, Reuse, Recycle, Rot.
The Big Four |
Botol plastik, keresek, sedotan, gelas sekali pakai atau yang biasa disebut The Big Four adalah penyumbang terbesar sampah di muka bumi. Produk disposables ini bisa diganti dengan reusables seperti botol minum, tas kain, sedotan stainless/kaca/bambu dan gelas reusables. Perubahan kecil ini sangatlah memberi dampak yang besar bagi bumi.
Kemudian Reduce, yakni mengurangi konsumsi barang yang tidak perlu. Lebih baik jika kita memilih produk multifungsi, sehingga tidak ada barang yang menumpuk di rumah.
Reuse. Gunakan barang yang sudah ada di rumah, termasuk saat kita mulai ber-zw. Jadi jangan tergoda membeli ZW kit yang unyu-unyu itu ya, kecuali untuk barang yang kita tidak punya.
Kate Middleton dalam gaun yang sama (Reuse) #slowfashion |
Selanjutnya adalah Recycle yang menduduki urutan ke-4. Kenapa daur ulang menempati posisi keempat? Karena hal ini perlu dilakukan jika terpaksa. Jadi, prioritaskan dulu tiga yang di atas ya fellas, baru daur ulang.
Closed-Loop |
Lihat lagi barang-barang di lemari, dapur, gudang, boks. Apakah ada barang yang bisa digunakan untuk ber-zw? Kita bisa mulai menyiapkan beberapa barang sebagai pengganti disposable seperti botol air minum, tas serut untuk belanja sayur dan buah, tas belanja besar dan wadah untuk take away makanan.
Eco Enzyme dari kulit buah |
6. Minimalkan buangan atau food waste saat menyiapkan makanan. Salah satu mantra ZW adalah “rethink the norm” atau pikirkan ulang yang tadinya dianggap biasa. Misalnya semangka, bagian bawahnya yang berwarna putih bisa disisihkan kemudian diblender dan diminum (boleh tambah gula jika suka).
Clodi, Menspad, Menstrual Cup |
8. Menghindari pakaian berbahan poliester/sintetik karena akan melepaskan partikel mikroplastik ketika dicuci dan mencemari lingkungan. Juga gunakan baju lama, jika bosan modifikasi saja.
9. Tidak melakukan selebrasi berupa balon. Kemana balon-balon itu akan pergi setelah diterbangkan? Suatu saat nanti, balon-balon itu akan jatuh di darat atau laut dan menjadi sampah yang dapat membahayakan orang penduduk bumi baik itu hewan besar dan kecil. Menurut Mba Jeanny, ironis sekali jika kita berbahagia namun menyebabkan keburukan bagi orang lain. Informasi lengkap terkait bahaya pelepasan balon ada di ballonsblow.org ya.
Komposter Indoor |
Biopori |
- Pegang erat prinsip 5R. Dahulukan Refuse, prioritasnya begitu.
- Jangan terjebak dengan solusi jangka pendek dalam mengatasi sampah.
- Preparation is Key. Siapkah ZW Kit di tas atau mobil sehingga jika ingin belanja atau jajan, wadah dan kantongnya sudah tersedia.
- Rethink the Norm. Jangan puas dengan yang sudah dilakukan orang banyak. Kaji ulang apakah hal tersebut sudah tepat.
Wuah, aku baru mau beberes rumah, kayaknya banyak tumpukan barang yang nggak kepake nih.
Aku baru tau nih ada sampho batangan sama sikat gigi yang pegangannya kayu. Belum bisa sepenuhnya lepas dari keresek euy
Semangat mba. Beberes itu bikin puyeng tp udahnya plong yaa, krn gak nyimpen sampah 🙂
Betul. Dimulai dari diri sendiri, dari yang mudah dan dari yg bisa dilakukan.
Iya ada teh bisa search olshopnya 🙂
Yuk pelan2, bawa kantong kain kmn2. Bismillah 🙂
Keren bisa mencintai alam dengan baik. Apalagi saat kepasar sampai bawa tupperware sendiri, untuk tahu,ikan.
Asal kita mau usaha sebenarnya bisa ya, mbak zero waste ini
info penting ini, makasih banyak ya mbak. Sekarang kalau komunitas buat event dengan konsep zero waste. Belum benar-benar bersih sih tapi lumayan lah dengan membawa alat makan dan minum sendiri. Kalau ke pasar aku juga pakai tas lipat tapi dari penjualnya kadang udah membungkus dengan kresek.
Udah saatnya kita menerapkan zero waste ya mba. Mulai dari hal terkecil dulu, lama-lama akan jadi kebiasaan.
Baru tahu ada sikat gigi bambu. Sayang ga ada fotonya ya...
aku pengen banget meminimalisir plastik, tapi setiap belanja apa aja gitu selalu agak rempong kalo ngga dikasih kresek T^T bawa tas sendiri kadang kurang gedee huhu
Bismillah neh mau nyoba Zero Waste, terimakasih mba sudah menginspirasi.
Jadi pengen juga menerapkan zero waste dalam rumah mba. Mungkin nggak bisa cepet tapi secara perlahan akan aku lakukan deh
Aku juga lagi cari sikat gigi bambu tapi belum nemu mbak, mudah-mudahan aku dan keluarga bisa menjalani zero waste juga.
iya mpo betul bangeet 🙂
iya, selama ini udah kebiasaan enak, mau beli ga usah bawa kantong, trus udah gt buang sampah plastik di tempatnya tapi gak mikir jangka panjangnya. hmm effort gede tp pasti worthy.
iya bahkan di pasar tradisional pun bahan makanan sudah dibungus plastik. Hm pelan-pelan yang bisa kita lakukan ya mba
Betul 🙂
Hehe iya kebetulan ga ada fotonya pas kulwap kemaren. Bisa di googling aja mba 🙂
Iya harud punya beberapa ukuran tas kain mba. Sy skrg malah suka risih liat keresek banyak bgt di rumah hehe
My pleasure mba, alhamdulillah... 🙂
Iya setuju pelan2 🙂
Di ig untukbumi kayaknya ada deh mba. Coba search dl dsana mba
Bermanfaat banget artikelnya Zahra, aku masih nyampah banget hiks mau berubaah..
Aku punya sedotan dari besi gitu jadi kl pergi2 suka dibawa biar ga dikasi sedotan sama mbak/mas nya
Sm mb dedew hiks. Pelan2... Aku dimulai dg bawa tas kain dan ganti ke clodi sm menspad 🙂
Iya teh. Klo ga bawa plg teguk teguk aja ya ga usah pk sedotan hee
Keren sgt mba sandra. Aku baru mau spt itu. Keep consistent! 🙂
Bismillah, yakin bisa. Aku belum banyak ZW nya nih. Paling bawa kantong sendiri, ngurangin plastik, bikin kompos, dan pakai clodi doank. wkwk, masih harus banyak belajar
Duh, jadi merasa bersalah. Aku pengeeeen banget bisa zero waste ideal kayak tulisan Ijah ini. Huhuhu, masih susah. Kudu mulai ningkatin lagi ini mah. Masih banyak yang belom zero waste. 🙁
Sabun aku udah mulai beli batangan lagi, keresek yang masih susah nih teh nguranginnya, nggak ngaruh buat aku keresek berbayar di supermarket soalnya kadang tas yang dibawa nggak bisa nampung belanjaannya 🙁
kalau buat aku sampah organik sih yang jadi PR banget.
Masih belum sempat utk nyoba bikin komposter.
eniwei, artikelnya bermanfaat banget teh.
banyak info yang belum aku tau.
nuhun pisannn
Menarik banget pembahasannya, Jah. Mantab itu, dlm 4 thn cuma 1 toples sampah .
Kalo aku baru mulai dari bawa kantong sendiri saat belanja.
Keren... Baru tau tentang 5r, selama ini taunya cuma 3r
Hebat banget sih, teh. Aku termasuk yang susah deh. Baru bisa mengurangi penggunaan plastik saat belanja ke supermarket atau minimarket doank. Harus banyak belajar sama teteh nih
Dapat insight baru niih...
Kalau kulit buah semangka yang bagian putihnya masih bisa dijadikan jus.
Kalau aku sukanya buah naga.
Tapi rasanya gak ada yang bisa digunakan lagi selain masuk ke lubang biopori yaa, teh?
Wah teteh kereeen. Aku mah blm merambah ke kompos. Sedikit sedikit :')
Iya sama teh, pelan² kita bisa 🙂
Iya teh bisa disiasati dengan bawa kantong kain beragam ukuran. Tas serut jg manfaat bgt untuk belanjs sayur dan buah
Hahha sama aku ge gt teh wkwk
Sami² teh ncuss :*
Iya teh :*
Iys keren pisan si neng lauren itu, seumur aku dis hoho
Wah masya Allah teteh kereeen pisaaaan <3 salam kenal juga teteh 🙂
Hehe aku masih belajar teh. Postingan ini isinya resume kulwap ZW dari Zero Waste Nusantara. Jd semua foto dan isi artikel bukan milikku 🙂
Iya teh klo kulit buah naga masukin saja ke biopori.
Toss dlu ah sesama penyuka buah naga 🙂
Iya teh pelan² hee
Jadi kepo cara pake mestrual cup, hehee.
Heee aku blm berani wkwk, baru pk menspad.