Beberapa waktu terakhir ini saya mempunyai rutinitas baru, yakni membeli nangka di gerobak Aki. Aki (kakek) adalah penjual buah keliling di kawasan komplek Margahayu Raya. Setiap harinya, Aki keliling komplek untuk menukar barang dagangannya dengan uang. Ada beragam jenis buah yang Aki jual. Seperti mangga, melon, pisang, semangka, jeruk dan nangka.

Setelah keliling komplek, Aki akan menepi di kedai makanan dekat rumah. Jika pulang sore, saya selalu mampir ke gerobak Aki untuk membeli setengah kilo nangka dan mangga. Aki tidak pernah gagal memilih nangka yang enak untuk pelanggannya. Setiap kali ada penjual yang membeli nangka, Aki selalu membersihkan nangka dari serat putihnya. Saya sangat menyukai kegesitan Aki saat menggerakan pisau untuk memotong dan membersihkan buah nangka. Sudah expert, begitu kata orang.

Aki, sudah berapa lama jualan nangka?

Deretan kalimat yang Aki sebutkan membuatku terpana. Seribu sembilan ratus delapan puluh dua adalah tahun di mana Aki memulai usahanya dengan gerobak keliling. Jika dihitung, berarti total sudah 33 tahun Aki berjualan. Rentang waktu yang tak sedikit. Meski begitu, Aki nampak selalu bahagia. Hal ini terlihat dari gerak tubuhnya yang selalu penuh semangat.

Aki berasal dari Tanjung Sari, Sumedang. Sudah tiga puluh tahun lebih Aki tinggal mengontrak di Jalan Rancabolang Bandung bersama keluarganya. Selama itu, apakah Aki merasa bosan, gagal atau menyesal dalam hidup?

Aki, ini udah lebih dari setengah kilo.

Saya mencegah Aki untuk menambahkan nangka di atas timbangan kunonya.

Biarin atuh Neng, Aki tambahin aja. Sok mangga cobain lagi nangkanya.

Saya hanya bisa tersenyum manis menanggapi ucapan Aki. Sudah 2 buah nangka yang saya coba, Aki masih saja menyuruh saya untuk mencoba lagi. Beliau benar-benar baik, tulus dan ikhlas. Menerima hidup dengan penuh kebahagiaan. Hal tersebut terpancar lewat raut mukanya.

Pesan hikmah seperti ini yang tidak saya temukan jika berbelanja di supermarket. Selama ada Aki, saya tidak akan membeli nangka dan mangga di supermarket. Karena selain merasa lebih menyenangkan berbelanja ke Aki, kualitas buah yang disediakan Aki sangatlah baik.

Mendengar kisah hidup Aki, saya seperti ditegur secara langsung oleh Tuhan. Berkali-kali saya merasa kecewa dengan apa yang sedang saya lakukan. Lewat Aki saya belajar bahwa hidup harus menerima dan terus menyambutnya dengan suka cita.

” Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. ” – Tere Liye

Terimakasih atas nasihat hidupnya, Aki. Meski saya tahu Aki takkan pernah tahu tentang tulisan ini, saya berharap pada Allah agar Aki selalu bahagia, selalu diridhoi oleh-Nya.

Aamiin.

You might also enjoy:

6 Comments

  1. Sudah lama sekali aki berjualan ya Zahra. Semoga beliau selalu diberi kesehatan dan kelancaran rejeki, serta kemudahan atas segala urusan. Aamiin

  2. Sudah lama sekali aki berjualan ya Zahra. Semoga beliau selalu diberi kesehatan dan kelancaran rejeki, serta kemudahan atas segala urusan. Aamiin

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *