“Ajarkan anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.”
Ingat hadits di atas, bukan?
Sejak lama saya ingin sekali bisa melakukan 3 jenis olahraga sunnah di atas. Tapi selama 24 tahun hidup di dunia ini, saya baru mencoba olahraga berenang. Itupun hanya berenang di kolam dan kalaupun harus berenang di laut, saya harus memakai pelampungĀ atau memegang benda terapung lainnya.
Sedang untuk berkuda dan memanah, saya baru mencobanya di penghujung tahun 2015. Adalah karena ajakan seorang teman untuk mengikuti program Muslimah Academy dari Muda Mulia yang di dalamnya terdapat aktivitas berkuda dan memanah. Tentu saja pada kali pertama diajak, saya langsung menyetujuinya.
Stable Daarus Sunnah – Eco Pesantren Daarut Tauhid, Parongpong, Lembang. |
Memberi makan kuda. Foto oleh Isti Wulandari (Muda Mulia) |
@afrizavicaz (IG) sedang mengajakĀ kuda jalan-jalan. Foto oleh Isti Wulandari (Muda Mulia) |
Kendali tubuh kita pada saat berkuda bukan terletak pada pegangan tangan, namun terletak pada jepitan paha dan tegak tubuh.
Saya dan Sabha sedang melakukan zig zag. Kuda sebelah kanan bernama Syakeb. Foto oleh :Ā @tresnaelva |
Pada saat berkuda saya semakin memahami hikmah berkuda yang disampaikan oleh Aa Gym dan Ust. Anwar di muka. Bahwa berkuda adalah salah satu jalan untuk melihat kebesaran Allah, melatih kepemimpinan, kepekaan rasa, mengelola hati, melawan hawa nafsu dan semakin yakin pada Allah. Kita diharuskan bersikap baik pada kuda supaya kuda merasa nyaman dengan kita. Untuk itulah berkuda dapat mengajarkan kita untuk berakhlakul karimah, membentuk karakter yang baik.
Oya saya teringat status tentang berkuda dari Pak Alfathri Adlin :
Rasulullah Muhammad SAW dan juga Umar bin Kaththab pernah menganjurkan agar kita mengajarkan 3 hal kepada anak kita, yatu berenang, berkuda dan memanah. Makna hadits itu secara lahiriah memang sesuai dengan konteks zaman itu. Namun untuk zaman ini, bisa jadi secara lahiriah makna hadits tersebut gugur (terutama berkuda dan memanah), namun makna batinnya tidak.
Hikmah berkuda adalah seperti simbol kuda yang tertuang dalam QS. Al-Aadiyaat. Imam Al-Ghazali menceritakan bahwa kuda dilambangkan sebagai jasad, penunggang kuda sebagai jiwa dan anjing buruan sebagai hawa nafsu. Tentu saja, anjing pemburu di sini adalah anjing terlatih, jinak dan bisa dipakai untuk menangkap hasil buruan yang sudah dipanah. Bukan anjing liar hawa nafsu milik kebanyakan dari kita. Hikmah berkuda dalam hadits ini adalah mengajari anak disiplin untuk mengendalikan jasad beserta syahwat dari hawa nafsunya.
Yup, saya setuju dengan Pak Alfathri Adlin. Bahwasanya makna lahiriah dari hadits berkuda dan memanah bisa saja gugur pada zaman ini, namun makna bathinnya tidak. Menurut hemat saya, mohon koreksi bila saya salah, memanah dan berkuda bisa digantikan dengan menembak dan berkendara motor bila maksudnya adalah secara lahiriah. Namun bila ditujukan untuk melatih kepekaan bathin, memanah dan berkuda adalah salah satu jalan untuk melatihnya.
Sangat berbahagia diberi kesempatan untuk berkuda di Daarus Sunnah, Eco Pesantren Daarut Tauhid. Oya stable di tempat ini masih baru dan di beberapa tempat masih ada pembangunan. Stable milik Aa Gym rupanya bukan hanya terletak di Bandung, di Pamulang pun ada.
Oya kuda-kuda yang ada di stable milik Aa Gym ini dikelola oleh murid-murid di SMA Khadimul Ummah Boarding School yang letaknya masih dalam kawasan Eco Pesantren Daarut Tauhid. Maka jangan heran bila berkuda dan memanah di sini, kita akan dilatih oleh para siswa yang sudah sangat mahir. Sangat keren!
Untuk teman-teman yang ingin latihan berkuda, berikut adalah informasinya :
Update 30 Oktober 2015 |
Bagi perempuan yang ingin mengikuti program Muslimah Academy, informasinya ada di InstagramĀ @mudamulia. Selain memanah dan berkuda, sebelumya akan ada kajian muslimah dan muhasabah di Daarut Tauhid.
Konon kabarnya, harga berkuda di Daarus Sunnah adalah yang termurah dibanding stable lain yang di Bandung. Yuk, tunggu apa lagi! Untuk kalian yang sejak dulu ingin sekali berkuda seperti saya, segera daftarkan diri berkuda di tempat ini. Semoga menyenangkan! š
keren yah tempatnya selain belajar naik kuda juga diajarin memanah dong pasti.
Mbak itu kudanya udah jinak beneran yah? kok gak didampingin sama pelatihnya
Aku suka ngeri kalau dibawa lari si kuda. Tapi pengen nyobain juga š
Iya udah jinak. Kan sebelum menunggangi, kita harus pedekate dulu sama kuda. Pelatihnya ada kok tapi melihat dari jauh š
Nah itu haha... Tapi pas udah cobain mah malah nagih :')
seru pastinyaa... deudeuieun kalo kata orang sunda mah š
Kapan kesana lagi mba?
Belum tau lagi kang hehehe
saya belum pernah sama sekali naik kuda, jadi pengen deh teh
hayuuu š