Banteng Ngangaq. Foto oleh Dee An

Ayam taliwang, plecing kangkung, beberoq adalah kuliner khas Lombok yang namanya sudah masyhur. Di seputaran Mataram, restoran dan kaki lima yang menjual ayam taliwang begitu menjamur. Setiap pelancong yang datang ke Lombok, haruslah mencicipi kuliner khas tersebut. Tapi, pernahkah teman-teman mendengar Banteng Ngangaq?

Tunggu. Ini harus diluruskan. Banteng Ngangaq bukanlah banteng yang ngakak (oke ini gak lucu). Banteng Ngangaq adalah kuliner khas Desa Sembalun. Desa ini letaknya berada di kaki Gunung Rinjani. Saya dan rekan blogger lainnya berkesempatan menikmati kuliner khas Desa Sembalun dalam rangkaian kegiatan Travel Writers Gathering 2015 di Lombok.

Ada enam masakan khas Sembulan yang kami nikmati siang itu. Selain Banteng Ngangaq, ada juga Apes, Kelak Batih, Kelak Sin, Ikan Beloh dan Suberang. Keenam masakan itu dimasak oleh putri Sembalun asli, dan kami menikmati masakan nikmat itu di atas tanah Sembalun. Perpaduan yang sempurna bukan?

Dari keenam masakan itu, yang paling aku sukai adalah Banteng Ngangaq. Rasanya paling pedas di antara yang lainnya. Aku sampai menambah Banteng Ngangaq sebanyak tiga kali. Rasanya lidah ini ingin terus bermanja-manja dengan Banteng Ngangaq. Ini karena aku begitu suka rasanya.
Meski pedas, Banteng Ngangaq dinikmati pula oleh mereka yang tidak menyukai masakan pedas. Salah satunya adalah Mbak Lutfi, blogger yang turut ikut dalam TW Gathering 2015. Ia begitu menikmati Banteng Ngangaq. Ini enak banget! Padahal aku gak begitu suka pedas, begitu katanya.
Banteng Ngangaq langsung menjadi primadona. Aku bahkan sampai meminta resepnya langsung pada Ibunda Mas Riyal. Berharap nanti bila aku merindukan Sembalun, aku dapat memasak masakannya di rumahku. Dan inilah resep Banteng Ngangaq yang nikmat itu.
BANTENG NGANGAQ 
Khas Sembalun
Bahan :
– 1/2 kg cabai hijau
– 1/4 kg teri
– 2 buah kelapa
Bumbu :
– terasi kurang lebih 50 gram
– kunyit secukupnya
– asam kurang lebih 50 gram
– gula merah kurang lebih 60 gram
– bawang putih 50 gram
– bawang merah 70 gram
– garam secukupnya
Cara :
– bumbu digiling sampai halus
– sebelum dimasak, cebe diiris jadi 3 atau 4 bagian, kemudian dicuci dengan air garam
– kelapa dibuat santan
– semua bahan dimasak dengan api yang tidak terlalu besar selama 30 menit.
Sekilas nampak mudah bukan? Namun biasanya beda koki, beda rasa. Aku harap semoga Banteng Ngangaq buatanku seenak buatan Ibunda Mas Rial 😇.
Oya, rasa pedas dalam Banteng Ngangaq tidak menimbulkan sakit perut. Sebab cabai hijau yang jumlahnya banyak itu dipotong dan dicuci dengan air garam terlebih dahulu, baru kemudian dimasak dengan kuah santan. Itu jika kita memakannya dengan porsi yang cukup ya. Kalau berlebih, tentu perut bisa kepanasan, dan tidak baik juga bukan? 😁
***
Tulisan ini merupakan catatan perjalanan Travel Writers Gathering 2015 bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah Nusa Tenggara Barat. Tulisan lain

You might also enjoy:

2 Comments

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *