Sejak awal tahun 2023, aku sudah sangat ingin menjadi ibu bekerja online. Tak dinyana, pada bulan Agustus di tahun yang sama, ada sebuah pesan masuk ke Instagram-ku.
“Kak, aku mau ngobrol2 boleh? Tenang, aku bukan MLM kok hehe….” Aku tergelitik membaca kalimat terakhir itu. Memang benar, saat itu banyak sekali DM masuk yang menawarkan MLM baik itu dalam bentuk produk atau bahkan kelas menulis.
“Aku mau ajak kaka kerja sama sebagai travelmate Jepang di Notsosin,” lanjutnya. “Nanti kakak akan live di toko-toko Jepang. Notsosin sudah punya sistem dan kakak akan ditemani admin ketika live mencatat pesanan. Jadi kakak tinggal belikan barang yang dicatat di data base. Nanti kargo akan jemput barang di alamat kakak untuk shipping ke indonesia. Di sini kami akan kirimkan ke masing2 alamat. Apakah kakak tertarik?”
Jujur saja, aku langsung tertarik dengan penawaran kerja itu. Sudah setahun lebih aku tidak bekerja (hanya mengandalkan freelance di blog) dan kondisi saat itu sudah kangen jadi ibu bekerja online. Ya, bisa dibilang memang butuh cuan juga hehe…
Aku lantas berdiskusi dengan suami dan beliau mengizinkan serta berkenan memberikan modal. Durasi live biasanya 3-6 jam per hari dengan waktu per periode-nya adalah 2 minggu. Modal kami mulai dari 3500 man atau sekitar 37 juta rupiah. Lama-lama jumlah kami tingkatkan menjadi 7500 man, lalu 15000 man, dan sekarang tembus 20000 man.
Jujur, aku belum pernah mengeluarkan uang sebesar itu untuk bisnis. Agak deg-degan juga. Namun ternyata semua usaha itu terbayarkan dengan laba yang kudapat. Masyaallah… Di titik ini aku mulai menyukai dunia bisnis.
Peran suksesnya Notsosin menjajakan barang luar negeri (tak hanya Jepang lho), tak lepas dari peran digital marketing. Lewat Instagram, tim marketing Notsosin menawarkan promosi produk-produk luar negeri dan mengajak customer-nya untuk langsung berbelanja dengan travelmate lewat Instagram Live.
Seperti yang diketahui, digital marketing itu bentuknya ada banyak, yakni:
- SEO
- SEM
- Social Media Marketing
- Email Marketing
- Content Marketing
- Affiliate Marketing
- Mobile Marketing, dsb.
Notsosin menggunakan digital marketing tipe social media marketing untuk menggaet pelanggan baru dan maintenance pelanggan lama. Tools yang digunakan adalah Instagram Live dan Feed yang eye-catching.
Yang menarik adalah interaksi antara travelmate, pelanggan, admin, dan owner Notsosin yang begitu hangat. Aku belum pernah menemkan ikatan sekental ini antara pembeli dan penjual, kecuali di Notsosin. Hal ini adalah USP (unique selling point) atau pembeda Notsosin dari bisnis sejenis yang akhirnya menghantarkan Notsosin sukses di bidang usaha jastip barang luar negeri.
Selain itu, Notsosin melakukan segmentasi audiens dengan sangat akurat. Sasaran mereka adalah perempuan usia 20-50 tahun dengan status ekonomi menengah ke atas. Setiap pelanggan harus terdaftar di database Notsosin yang tersinkronisasi dengan akun pelanggan, admin, dan travelmate. Jadi tidak sembarang, ya, orang yang berbelanja di Notsosin. No scamming at all!
Untuk menentukan pricing, tim Notsosin di Indonesia secara reguler melakukan market research dengan melakukan perbandingan harga di toko-toko yang ada di Indonesia. Jika barang dari LN sudah masuk ke Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah, Notsosin akan menganjurkan pada travelmate untuk tidak menjualkannya lagi. Jika ternyata lebih murah, berlaku sebaliknya.
Menurut analisaku selama 10 bulan ini, omset Notsosin per bulannya sudah mencapai angka milyaran. Jadi, Notsosin masuk dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang kekuatan market-nya didukung oleh digital marketing.
Notsosin adalah bukti usaha yang sukses digerakkan oleh para ibu. Alhamdulillah, aku sangat beruntung menjadi ibu bekerja online bersama Notsosin. Selain laba dan networking yang bertambah, aku pun praktek langsung how digital marketing helps UKM growing. Ini pun bekal bagiku jika suatu saat nanti aku dan suami membuka bisnis di Indonesia.
Nah, menurut teman-teman bagaimana? Sudah siap optimasi digital marketing untuk membuat bisnismu tumbuh? 🙂