Empat tahun sudah aku menjadikan blog ini sebagai profesi. Tulisan ijaah cukup banyak, sudah pernah ikut lomba dan dipinang oleh marketplace juga. Namun tetap saja ada satu hal yang masih menjadi PR ijaah, yakni foto. Ya, kuakui memang aku tak punya kepandaian untuk mengambil dan mengedit foto. Meski begitu keinginan untuk membuat blog dan instagram yang diisi dengan foto-foto cantik tetap ada. Tapi bagaimana caranya? Lagipula, aku tak punya kamera yang bagus.
Maka beruntungnya aku saat KIMI mengadakan kulwap basic flatlay bersama Kulniya Sally. Terlebih materi flatlay kali ini adalah dengan menggunakan smartphone. Rupaya untuk mendapatkan hasil foto yang bagus tidak perlu menggunakan peralatan canggih. Ya, buang semua alasan negatif untuk tidak bisa memotret dengan baik. Ini sudah diberi kemudahan mengakses ilmu fotografi. Tinggal dirinya sendiri yang mengamalkan ilmunya, bukan?
Flatlay adalah salah satu teknik pengambilan foto dengan posisi kamera tegak lurus di atas objek (memotret dari atas). Kelebihan foto flatlay adalah simpel (tidak perlu gear canggih atau lighting yang ribet) dan bisa dilakukan dimanapun selama cahaya matahari mencukupi.

Adapun komponen penting dalam foto flatlay adalah :

1. Kamera. Bila menggunakan HP, usahakan kekuatan kamera minimal 5 MP. Gadget yang digunakan mba Sally sendiri adalah Xiaomi Redmi 3 dengan kamera 5 MP.

2. Cahaya. Idealnya adalah pagi hari pukul 8.00 – 10.00 atau sore pukul 15.00 – 16.00 karena cahaya yang jatuh cukup terang dan lembut. Jika memotret di atas jam 11, biasanya akan menimbulkan bayangan yang tebal karena cahaya matahari tajam. Selain itu hasil foto akan menjadi blur dan noise jika foto diambil di atas jam 5 sore.

3. Alas foto. Motif dan bahan alas foto sangat memengaruhi. Gunakan bahan yang sifatnya doff supaya cahaya yang dihasilkan tidak memantul, juga pilih alas dengan warna netral seperti putih, hitam dan abu. Misalnya dengan menggunakan alas handuk atau kertas.

Alas berupa handuk
4. Komposisi dan styling
Komposisi foto merupakan tata letak komponen foto dan kombinasinya secara keseluruhan, termasuk POI (point of interest) beserta properti pendukung di sekelilingnya. Caranya adalah :

  • Tempatkan POI di titik yang mencolok (tengah/sepertiga frame).
  • Pilih properti yang senada warnanya. Jika ada kombinasi, jangan terlalu banyak.
  • Ukuran dan bentuk bervariasi. Misal ada yang kecil, ada yang besar, bentuknya bulat, kotak, dsb.
  • Beri jarak dalam penyusunan properti (jangan terlalu dekat).
  • Usahakan antara POI dan properti saling berhubungan. Misal saat memotret makanan, maka propertinya bisa sendok, piring, teh, dsb.
  • Properti tidak semuanya harus masuk frame. Flatlay itu semacam “kekacauan yang terorganisir”. Jadi dengan adanya properti yang hanya muncul sedikit di frame dan susunan yang tidak teratur, justru akan menambah kesan natural namun tetap estetik.

5. Edit Foto. Untuk menghasilkan hasil akhir foto flatlay yg bagus, tentunya diperlukan editing. Ada banyak aplikasi edit foto di HP, mba Sally sendiri menggunakan aplikasi Snapseed untuk editing dasar (brightness, kontras, saturasi, meratakan lighting, cropping) dan aplikasi VSCO untuk mengatur tone.

Tips lain bagi pemula yang akan memotret dengan teknik flatlay adalah :
  • Mulai coba praktekan dengan properti yang sedikit atau minimalis (flatlay minimalis).
  • Posisi terbaik untuk memotret supaya hasil foto tidak goyang adalah menggunakan tripod atau memotret dengan dua tangan. Jika ingin menghadirkan unsur hidup dengan menghadirkan tangan pada foto, tangan kanan yang memotret ditopang oleh lutut kanan dengan posisi jongkok (jika foto di atas lantai). Lebih baik lagi jika meminjam tangan orang lain supaya kedua tangan kita fokus memotret.
  • Tidak direkomendasikan memotret di malam hari meski menggunakan cahaya tambahan. Cahaya matahari di jam ideal adalah modal utama.
  • Latihan dan praktek terus untuk melatih kemampuan mata untuk membidik foto yang bagus.
  • Alas foto dan properti bisa dibeli di @mocca_treasure, @zethacoffeestuff, @niken.gallery, @multicompany dan toko daring lainnya.

Terakhir, mba Sally berpesan bahwa kita semua pasti bisa asal latihan terus. Beliau saja baru terjun di dunia flatlay ini di awal tahun 2018. Lihatlah, dengan ketekunan semua pasti bisa.

Apa kalian tertarik dengan Flatlay ini?

Kalau saya iya. Tidak sabar rasanya untuk menghias blog dan instagram dengan hasil foto yang ciamik. Kuy ah, segera praktek!

***
Source : Kulwap KIMI
Photo Credit : @kulniyasally
 
 

You might also enjoy:

52 Comments

  1. Aku masih lemah dalam foto-foto teh selain hp-nya kurang mumpuni juga tehniknya belum menguasai bener jadi foto teh sok ngasal kitu. Baru tahu waktu baik foto oya sih yah jam segitu cahanya masih lembut 🙂 makasi sharingnya teh..

    btw salam kenal teh aku herva dri cimahi 🙂

  2. Aku paling suka foto flatlay karena simple gtu.
    Tapi kadang kalau cahaya kurang oke aku merasa ada bayangan gtu mbak, yg kalau diedit kok agak susah. Baiknya pencahayaannya kyk apa ya?

  3. oalah, aku baru tau kalo foto objek dari atas itu disebut Flatray, padahal udah sering coba foto macam ini hihi
    terima kasih buat tip dan triknya mbak, tinggal diaplikasiin nanti saat ambil foto flatray 🙂

  4. Aku kayaknya memang kurang punya sense yg bagus buat motret deh Zahra, kenapa setiap kali motret hasilnya jelek terus? Bhahahaha.

    Harus banyak belajar lagi nih, ntar mau nyobak juga yang ala-ala flatlay gini biar rada gaya hehehe.

  5. aku sendiri baru belajar moto belum punya kamera dan pakai hp doang. Saat ini lebih sering moto dengan model flat lay ini. thanks sharingnya Mbk

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *