Mulailah dari sesuatu yang kecil, nyata, dekat, aplikatif dan memiliki dampak. Pahlawan tak semata berbentuk uang dan materi, tetapi ia memiliki eksistensi dan kontribusi nyata. Mulailah dari diri kita dan dari hal-hal kecil yang kita bisa. Itulah ide saya untuk perempuan sebagai pahlawan keluarga dan masyarakat

Seorang kawan berkata demikian dalam sesi pelatihan Public Speaking bersama Indari Mastuti dan Ibu Atalia Kamil beberapa waktu yang lalu. Ia menggambarkan bahwa perempuan tak semata urusan dapur, sumur dan kasur. Ia dapat mewujud menjadi sosok yang penting dalam masyarakat dengan kemampuan serta kecerdasan yang dipunya.

Bagiku pelatihan ini tak semata sebagai bentuk pencarian ilmu, tapi juga sebagai momen untuk berkontemplasi. Satu. dua, lima. sepuluh, dua puluh tahun lagi, akan menjadi perempuan seperti apakah aku?

Bertemu dengan banyak perempuan dengan berbagai profesi membuatku semakin yakin bahwa profesi ibu adalah pemicu bagi kompetensi lain yang ada dalam diri. Ada banyak di antara mereka yang justru melesat saat telah membina keluarga. Ya, menikah dan membangun keluarga bukanlah penghalang bagi kaum perempuan untuk berkarya.

Cerminan perempuan berdaya semakin kentara saat Ibu Atalia Kamil memberi inspirasi. Ia berkata bahwa perempuan harus memiliki kepercayaan diri dan komunikasi yang baik. Dengan begitu, perempuan dapat membantu suami untuk melesat lebih jauh. Seperti halnya Pak Ridwan Kamil yang merasa terbantu oleh kepandaian Ibu Atalia. Mereka bergerak bersama-sama.

Ibu Atalia sangatlah cantik, berkarakter dan memiliki pembawaan yang tenang. Seluruh materi Public Speaking yang Ibu Atalia sampaikan sangat bernas, seluruhnya berlandaskan pada ilmu komunikasi yang Ibu Atalia sedang tempuh saat ini.

Beliau menceritakan kisahnya yang dulu sangat pemalu. Namun semua berubah saat beliau meniatkan untuk berani dan melatih diri untuk semakin percaya diri. Silakan belajar berkomunikasi hingga kemanapun, namun itu semua akan kandas bila tidak ada keinginan kuat dalam diri untuk berani tampil di muka umum.

Persiapan. Latihan. Itulah dua kata yang Ibu Atalia titipkan pada kami untuk menjadi pembicara yang handal. Adapun tips lain yang beliau paparkan adalah :

  1. Bicara penuh percaya diri
  2. Bicara dengan tempo dan irama yang tegas.
  3. Variasikan suara.
  4. Berhenti sejenak untuk bicara pada poin penting (ulangi lagi).
  5. Hindari padding (mm, ee, eh) dengan cara bicara pelan-pelan.
  6. Manajemen gugup (berhenti sejenak, tarik nafas perlahan-lahan, tatap mata audience dan konsentrasi.
  7. Ingat selalu 4 poin penting : penampilan, postur, sikap tubuh dan kontak mata.
Sejatinya, seluruh materi yang Ibu Atalia sampaikan pernah aku dengar sebelumnya. Namun dengan secara langsung melihat dan mendengar Ibu Atalia saat menyampaikan materi, ada energi tersendiri yang menggeliat dalam diri. Aku ingin seperti Ibu Atalia, tampak tenang saat di muka publik, memiiki pesona yang menghipnotis.
 
Dilatih langsung oleh Mba Indari dan Ibu Atalia adalah pengalaman yang sangat berkesan. Belum lagi dengan keberuntungan oleh sebab dipertemukan dengan perempuan-perempuan yang berdaya. Ah, rasanya tak cukup rasa terima kasihku untuk Yasinta yang sudah mengajak diriku mengikuti acara ini. Berkah terus Yas, semoga semakin baik dan sukses ke depannya ya 🙂

You might also enjoy:

7 Comments

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *